Selasa, 29 Maret 2016

MAKALAH KEBIJAKAN MONETER


Oleh
Reza Navahlevi Bachtiar


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
Februari 2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Peradaban peradaban perekonomian mulai berkembang sejak ditemukannya uang sebagai alat tukar. Kegiatan ekonomi menjadi lebih mudah., masyarakat tidak perlu lagi menukarkan barang yang mereka miliki dengan barang yang dibutuhkan. Proses pertukaran barang tersebut kurang efektif karena individu harus mencari individu lain yang memiliki barang yang dibutuhkan. Belum lagi, nilai tukar barang yang ditukarkan sering kali tidak seimbang.
             Setelah ditemukannya uang sebagai alat tukar, masalah kembali timbul. Pada awal mula, ditemukannya uang pertama kali adalah uang logam. Masalah yang timbul pada waktu itu adalah sulitnya melakukan transaksi dalam jumlah yang besar karena semakin besar transaksi maka akan membutuhkan semakin banyak uang logam. Untuk mengatasi hal tersebut, maka ditemukanlah uang kertas untuk mempermudah transaksi. Setelah ditemukannya uang kertas, masalah kembali timbul dikarenakan cara mengatur dan mengendalikan uang yang beredar di masyarakat. Kelebihan uang yang beredar dan kekurangan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan masalah. Oleh karena itu, para ekonom pada waktu itu mulai menganalisis bagaimana mengatur dan mengendalikan uang, kebijakan apa yang perlu diterapkan terhadap perekonomian secara keseluruhan.
            Dalam bab kebijakan moneter kali ini akan membahas tentang kebijakan moneter, instrumen-instrumen dalam pelaksanaan kebijakan moneter, serta menganalisis kurva IS-LM untuk menunjukkan keterkaitan antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal.
1.2    Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter?
2. Instrumen apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan kebijakan moneter? 
3. Bagaimana keterkaitan antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal melalui kurva IS-LM?

1.3    Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebijakan moneter
2. Untuk mengetahui instrumen-instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan kebijakan
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga, serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan ekonomi terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilitas). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditrasfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan denga tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusahan mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali tercapainya kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan melalui instrumen-instrumen seperti operasi pasar terbuka, politik diskonto, mengubah tingkat cadangan minimum dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
2.2  Instrumen-Instrumen Dalam Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif berkaitan dengan mempengaruhi jumlah penawaran uang dan untuk mempengaruhi tingkat suku bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter kualitatif berkaitan dengan langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.   
Kebijakan moneter kuantitatif dalam penerapannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis tindakan yaitu yang pertama, melakukan jual-beli surat berharga di dalam pasar uang dan pasar modal, yang kedua membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan, dan yang ketiga membuat perubahan ke atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank perdagangan. Instrumen yang dilakukan untuk melakukan kebijakan tersebut terdiri dari:
1.  Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka merupakan kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengatur penawaran uang. Ketika ekonomi mengalami resesi, maka bank sentral akan mengambil kebijakan untuk membeli surat-surat berharga. Ketika bank sentral membeli surat-surat berharga, maka cadangan yang ada pada bank-bank perdagangan akan menjadi lebih besar. Dengan adanya kelebihan cadangan pada bank-bank perdagangan maka kondisi tersebut diharapkan mampu untuk memberikan pinjaman yang lebih banyak. Pinjaman tersebut dapat diinvestasikan atau digunakan untuk menambah modal kerja (bagi perusahaan atau UMKM) yang nantinya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sedangakan dalam keadaan inflasi, bank sentral akan melakukan hal yang sebaliknya yaitu menjual surat-surat berharga. Ketika inflasi, jumlah uang yang beredar secara otomatis akan semakin bertambah banyak. Untuk mengatasi hal tersebut, bank sentral menjual surat-surat berharga di pasar modal untuk mengurangi jumlah peredaran uang. Untuk mendukung kebijakan operasi pasar terbuka agar berjalan dengan optimal, maka terdapat dua keadaan untuk mendukung kebijakan tersebut. Keadaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Bank-bank tidak memiliki kelebihan cadangan, apabila kelebihan cadangan yang dimiliki bank-bank perdagangan cukup besar, maka mereka dapat membeli surat-surat berharga yang dijual oleh bank sentral dengan menggunakan kelebihan cadangan tersebut. oleh karena itu, bank-bank perdagangan tidak perlu mengurangi jumlah tabungan giral. Apabila tabungan giral tidak mengalami perubahan, maka penawaran uang juga tidak mengalami perubahan.. dapat disimpulkan bahwa operasi pasar terbuka akan berhasil apabila bank-bank perdagangan tidak mempunyai kelebihan cadangan lagi.
b.      Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan, operasi pasar terbuka hanya akan mencapai tujuannya apabila terdapat surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan untuk melaksanakan kebijakan itu. Dalam teori, bank sentral dapat secara efisien mempengaruhi perubahan-perubahan dalam penawaran uang dengan melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar. Di sebagian negara yang akan menerapkan kebijakan operasi pasar terbuka, kebijakan tersebut tidak dapat dijalankan karena pasar uang dan pasar modalnya belum cukup berkembang sehingga surat-surat berharga yang diperjualbelikan tidak mencukupi.

2.    Politik Diskonto
Politik diskonto merupakan kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga. Dalam keadaan di mana kegiatan ekonomi berada di bawah tingkat yang dapat mewujudkan kesempatan kerja yang tinggi, maka bank sentral dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dengan cara menurunkan suku bunga. Ketika suku bunga turun, pelaku kegiatan ekonomi seperti produsen akan dimudahkan untuk peminjaman dana karena bunganya relatif rendah. Dana yang diperoleh tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk mengembangkan usaha sehingga akan membuka lapangan kerja baru dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi dirasa terlalu tinggi, maka yang dapat dilakukan bank sentral adalah menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini akan mendorong bank-bank perdagangan untuk menaikkan suku bunga pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Oleh karena itu, pelaku usaha (produsen) akan enggan untuk meminjam dana kepada bank karena biaya modal yang dikeluarkan terlalu tinggi dan nasabah yang telah meminjam uang di bank akan terdorong untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan bank tersebut yang pada akhirnya berpengaruh pada menurunnya perekonomian.

3.      Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Keberhasilan dalam menjalankan kedua kebijakan yang telah dipaparkan di atas sangat tergantung pada kebijakan ini. Apabila kelebihan cadangan mencapai jumlah yang banyak pada kebanyakan bank perdagangan, maka apabila menerapkan kedua kebijakan di atas akan menjadi tidak optimal. Langkah efektif yang dapat dilakukan bank sentral adalah dengan mengubah tingkat cadangan minimum. Misalnya, cadangan minimum yang ditetapkan oleh bank sentral adalah sebesar 15%, sedangkan jumlah cadangan yang dimiliki oleh bank-bank perdagangan pada umumnya mengalami kelebihan sampai 20%, maka yang harus dilakukan bank sentral adalah terlebih dahulu menaikkan prosentase cadangan minimum sampai 20% agar kedua kebijakan di atas dapat diterapkan.
KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF
Kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan yang dijalankan oleh bank sentral, yang bertujuan mempengaruhi kegiatan dalam sektro-sektor tertentu dan dilakukan melalui peraturan atau melalui perbincangan langsung dengan institusi-institusi keuangan. Kebijakan moneter kualitatif biasanya dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1.      Pengawasan pinjaman secara terpilih
Kebijakan ini dilakukan dengan menetukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan.
2.      Pembujukan moral
Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu.



1.      Pengawasan pinjaman secara terpilih
Tinjauan utama dari melaksanakan pengawasan pinjaman secara terpilih adalah untuk memastikan bahwa bank-bank perdagangan memberikan pinjaman-pinjaman dan melakukan investasi-investasi yang sesuai dengan yang diingini oleh pemerintah. Pengawasan pinjaman secara terpilih ini bukanlah bertujuan untuk mengendalikan jumlah uang yang diwujudkan oleh bank-bank perdagangan melalui kegiatan mereka meminjamkan dan menginvestasikan uang di pasaran uang dan pasaran modal. Dalam kebijakan ini yang diawasi adalah bentuk peminjaman dan investasi keuangan yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.
Untuk menggalakkan perdagangan sektor industri bank sentral dapat membuat pengarahan kepada bank-bank untuk meminjamkan sebagian uangnya kepada usaha-usaha investasi di bidang industri. Di samping itu bank sentral dapat pula mengarahkan agar lebih banyak pinjaman dilakukan oleh bank-bank perdagangan untuk menggalakkan perdagangan sektor pertanian, terutama kegiatan yang diusahakan oleh petani dan pengusaha kecil. Salah satu langkah dalam menjalankan kebijakan ini adalah bank sentral dapat mengarahkan bank-bank perdagangan untuk memberikan pinjaman ke sektor ini dengan syarat-syarat uang ringan, misalnya suku bunga rendah. Beberapa contoh lain langkah-langkah bank sentral untuk mengendalikan pinjaman bank-bank perdagangan adalah:
a.       Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan memberikan pinjaman (KPR) dengan tingkat bunga yang rendah.
b.      Menggalakkan pemberian pinjaman kepada pedagang-pedagang kecil.
c.       Memberikan syarat pinjaman yang lebih ringan kepada pedagang kecil dan industri rumah tangga.
Kebijakan pinjaman secara terpilih juga dapat dilakukan seperti:
a.       Pinjaman kepada para konsumen
Pinjaman yang diberikan oleh bank-bank perdagangan untuk membeli barang-barang tahan lama (televisi, mobil, rumah, dll) dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Pada waktu ekonomi sedang menghadapi banyak pengangguran, pemerintah memerlukan penggalakan para konsumen untuk melakukan lebih banyak perbelanjaan. Bank sentral dapat melaksanakan tujuan ini dengan memberikan syarat-syarat yang lebih ringan kepada peminjam-peminjam untuk membeli barang yang tahan lama. Di masa inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan.
b.      Pinjaman untuk membeli saham
Sebelum berlakunya kemunduran dalam saham pada tahun 1929, bank sentral di Amerika Serikat tidak membatasi besarnya pinjaman yang dapat diberikan kepada pembeli-pembeli surat berharga dan saham perusahaan. Ketiadaan pembatasan ini menimbulkan spekulasi yang berlebih-lebihan yang pada akhirnya menimbulkan kenaikan dan kemerosotan harga yang tinggi di pasaran saham, ini sangatlah merugikan kepentingan masyarakat. Semenjak itu bank sentral Amerika Serikat mengendalikan pinjaman yang dapat diberikan untuk membeli saham di pasaran saham, yaitu hanya sebagian saja dari pembelian itu dapat mengunakan pinjaman dari bank.

2.      Pembujukan Moral
Kebijakan ini dijalankan oleh bank sentral bukan dengan menetapkan dalam bentuk tertulis hal-hal yang harus dilakukan oleh bank-bank perdagangan, tetapi dengan mengadakan pertemuan langsung denga bank-bank tersebut. Dalam pertemuan ini bank sentral menjelaskan langkah-langkah yang sedang dijalankan pemerintah dan bantuan-bantuan apa yang diinginkan oleh bank sentral dari bank-bank perdagangan untuk menyukseskan tindakan tersebut. Dari pertemuan ini bank-bank perdagangan akan mengetahui langkah-langkah yag harus dilakkan agar usaha-usaha yang sedang dilakukan pemerintah akan mencapai tujuan dan efek yang diharapkan.
Dengan melalui pembujukan moral bank sentral dapat meminta bank-bank perdagangan untuk mengurangi atau menambah keseluruhan jumlah pimpinan, atau mengurangi atau menambah pinjaman kepada sektor-sektor tertentu, atau membuat perubahan-perubahan ke atas suku bunga yang mereka tetapkan ke atas pinjaman yang mereka berikan. Sampai di mana keinginan dari bank sentral akan dipenuhi oleh bank-bank perdagangan sangat tergantung kepada masing-masing bank tersebut. Oleh karena itu, kesuksesan dari kebijakan yang dijalankan secara pembujukan moral tergantung kepada sampai di mana bank-bank perdagangan menjalankan kebijakan yang diusulkan oleh bank sentral.

2.3  Keterkaitan Antara Kebijakan Moneter Dengan Kebijakan Fiskal
Efek dari kebijakan moneter dapat digambarkan melalui kurva IS-LM. Ekuilibrium awal ditunjukkan oleh titik E0 dimana ekonomi mengalami kemunduran. E0 merupakan titik persilangan antara IS dan LM. Keseimbangan ini adalah sama dengan keseimbangan asal dalam analisis Y=AE. Maka harga pada keseimbangan ini adalah P0. Oleh karena itu, kebijakan moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE­1 dan menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1, maka kurva AD0 bergeser menjadi AD1 yang melalui titik E1 di mana E0E1=Y0Y1. Kurva AD1 memotong AS di E2 dan ini merupakan keseimbangan AD-AS yang baru efek dari melaksanakan kebijakan moneter. Keseimbangan yang baru ini menunjukkan pendapatan nasional riil hanya meningkat dari Y0 menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1. Perubahan nasional riil yang rendah disebabkan oleh pertambahan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 akan meningkatkan harga-harga dan ini mengurangi pendapatan nasional riil dan pengeluaran agregat riil yaitu hanya mencapai Y2.
Gambar: Efek Kebijakan Moneter ke Atas Keseimbangan AD-AS

 



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dengan munculnya analisis-analisis oleh para ekonom berabad-abad yang lalu membuktikan bahwa permasalahan yang timbul setelah ditemukannya uang yaitu berkaitan dengan peredaran jumlah uang yang beredar dapat diatasi melalui kebijakan moneter beserta instrumennya dalam pelaksanaannya. Kebijakan moneter yang diterapkan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan ada keterkaitan erat antara kebijakan moneter yang diambil beserta dampaknya dengan kebijakan fiskal dan perekonomian secara luas seperti pendapatan nasioal.



DAFTAR RUJUKAN

Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Startz, Richard. 2008. Makroekonomi. Jakarta: PT Media Global Edukasi